Top Aitthipat Kulapongvanich, seorang enterpreneur muda asal Thailand yang sangat sukses. Pria yang biasa dikenal dengan nama Top Ittipat memasarkan produk cemilan rumput laut yang sudah sangat terkenal, yaitu Tao Kae Noi. Top menjadi seorang miliarder di umur yang sangat muda. Pria yang lahir di Thailand pada tahun 1984 ini sudah meraih banyak kesuksesan dalam perjalanan hidupnya sebagai pengusaha. Bahkan, nama “Tao Kae Noi” sendiri memiliki arti “Pengusaha Muda”. Kesuksesan ini tidak dia dapatkan secara langsung, tentu saja melewati jalan yang terjal dan berliku.
Saat umurnya menginjak 16 tahun, seperti halnya anak-anak muda pada usianya, Top mengalami kecanduan bermain game online. Dari bermain game online inilah, Top terjun ke dunia bisnis. Dengan menjual senjata-senjata miliknya di game online, dia berpenghasilan mencapai 1 juta Bath, bahkan dapat membeli mobil seharga 600 Bath, yaitu sekitar 200 juta rupiah. Walaupun demikian, bisnis ini tidak bertahan lama. Rekening game online-nya diblokir karena diketahui melakukan jual beli.
Saat umurnya menginjak 16 tahun, seperti halnya anak-anak muda pada usianya, Top mengalami kecanduan bermain game online. Dari bermain game online inilah, Top terjun ke dunia bisnis. Dengan menjual senjata-senjata miliknya di game online, dia berpenghasilan mencapai 1 juta Bath, bahkan dapat membeli mobil seharga 600 Bath, yaitu sekitar 200 juta rupiah. Walaupun demikian, bisnis ini tidak bertahan lama. Rekening game online-nya diblokir karena diketahui melakukan jual beli.
Disaat yang bersamaan pula bisnis orang tuanya bangkrut. Karena terlalu bermalas-malasan, Top tidak berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri dan mengharuskannya masuk ke Universitas Swasta. Dengan sisa uang yang ia miliki, Top beralih usaha ke bisnis DVD Player. Sayangnya, top ditipu mentah-mentah karena seluruh DVD Playernya ternyata adalah barang palsu dan uangnya tidak dapat dikembalikan.
Bukan Top namanya jika dia langsung menyerah. Akhirnya, Top mencari pinjaman uang dari bank untuk dijadikan modal usaha barunya. Pihak bank tidak langsung menyetujui peminjaman uangnya. Utang yang melanda bisnis orang tuanya mencapai 40 juta Bath semakin memperburuk keadaan. Bahkan, rumah mereka disita oleh pihak bank. Ditengah situasi yang sengit ini, perjalanan Top tidak berhenti. Dia mulai menyadari kesalahannya melalaikan sekolah dan pelajaran.
Setelah ia mendapatkanpinjaman uang dari bank, Top mencoba usaha barunya yaitu berjualan kacang bersama pamannya Ia mengawali bisnis barunya ini dengan belajar strategi berjualan yang baik, melakukan banyak eksperimen untuk menciptakan cita rasa kacang yang enak. Akhirnya, Top membuka kedai di mall dan belajar menentukan tempat berjualan yang strategis.
Ketika Top melakukan ekspansi usaha kacangnya timbul suatu masalah sehingga pihak mall membatalkan kontrak dengannya dan menutup kedainya. Ternyata mesin pembuat kacang goreng yang digunakan menubulkan asap dan mengiotori atap mall. Dititik ini Top mulai putus asa.
Orang tuanya memutuskan untuk pindah ke China. Saat ditanya oleh orang tuanya, dia tetap ingin tinggal di Thailand dan melanjutkan usaha-usahanya. Alih-alih berjualan kacang, Top mendapat inspirasi dari kekasih lamanya untuk berjualan rumput laut goreng. Sayangnya, sumber inspirasinya malah meninggalkannya karena Top lebih konsentrasi mengurus bisnisnya.
Top memulai usaha kerasnya untuk usaha rumput laut ini. Dia menghaabiskan sekitar 100 ribu Bath untuk mempelajari cara menggreng rumput laut yang benar. Walaupun gagal beribu-ribu kali, dia tetap bersemangat. Suatu ketika Top sudah menemukan jalan tentang cara membuat olahan rumput laut yang enak. Ditambah pula, Top harus mempelajari cara untuk menjaga agar rumput lautnya tidak mudah basi jika disimpan ddalam waktu lama.
Dalam situasi ini, Top mencari tahu tentang strategi pernjualan yang benar, datanglah insirasi untuk menjual produknya di 7-Eleven. Akan tetapi tidak semudah membalikan telapak tangan. Ternyata 7-Eleven memiliki standar yang tinggi untuk produk yang dijualnya.
Keputusasaan melanda dirinya. Top hampir berpikiran untuk ikut dengan orangtuanya ke China. Sebelum itu terjadi, Top melakukan usaha terakhirnya untuk memenuhi standar 7-Rleven dan usaha terakhirnya ini membawakan hasil. Top mencari inovasi dalam membuat kemasan produk rumput lautnya dan harus memiliki pabrik untuk memproduksi dalam jumlah yang besar.Semua itu Top lakukan dengan susah payah.
Dua tahun kemudian dari penghasilan usahanya ini, Top dapat melunasi utang orang tuanya dan mendapatkan rumahnya kembali.
Perjuangan Top Ittipat, mulai dari segala kegagalan, rasa pahit yang ia alami, dan terjalnya jalan yang ia lalui dalam membangun sebuah bisnis mengantarkan Top kepada sebuah kesuksesan. Tidak ada orang Thailand yang tidak mengenal Top Ittipat dan Tao Kae Noi-nya. Bahkan cemilan rumput laut terlaris di Thailand ini sudah diekspor ke berbagai negara termasuk Indonesia.
Berdasarkan kisah seorang pengusaha diatas, kita dapat mencontoh dan mengambil hikmah dari perjalanan bisnis Top hingga mencapai kesuksesan-nya. Seperti yang Top katakan pada salah satu wawancara, “Apapun yang terjadi, jangan pernah menyerah, kalau menyerah, habislah sudah.”
No comments:
Post a Comment